[Jakarta, 26 Juli 2021] Perpanjangan Inpres No. 8 Tahun 2018 tentang Penundaan dan EvaluasiPerizinan Perkebunan Kelapa Sawit Serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit atau biasa disebut dengan Moratorium Sawit penting…
Suku Nuaulu adalah suku asli yang bermukim di Pulau Seram. Ada 12 marga suku ini, meski telah menetap bermukim, relasi mereka dengan hutannya tetap terjaga. Sejak keluarnya izin usaha konsesi,…
Konflik sosial dalam pengelolaan hutan dan lahan seakan sudah menjadi hal lumrah terjadi di Indonesia. Hampir disetiap lini pengelolaan hutan dan lahan, maka ada konflik dengan masyarakat disitu. Masyarakat yang…
Oleh: Rian Hidayat Husni. Penulis adalah pewarta di lpmmantra.com, berdomisili di Ternate, Maluku Utara. Artikel ini didukung oleh FWI, Universitas Pattimura dan Mongabay Indonesia. Hiruk-pikuk aktivitas tambang di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Maluku…
Oleh: Belseran Christ. Penulis adalah pewarta di Tabaos.id, berdomisili di Ambon, Maluku. Artikel ini didukung oleh FWI, Universitas Pattimura dan Mongabay Indonesia. SENIN 3 Juni 2013, sekitar pukul 17.00 WIT mungkin adalah…
Bencana banjir menjadi penghias wajah Indonesia di awal tahun 2021. Salah satu yang paling ramai diperbincangkan ialah Banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan pada bulan Januari 2021. Simpang siur penyebab…
Masyarakat adat yang ada di wilayah Papua telah banyak merasakan ketidakadilan dalam jangka waktu yang lama. Termasuk ketidakadilan terhadap akses kebenaran informasi, terutama tentang kondisi hutan, tanah, dan program-program pembangunan…
Buku Potret Keadaan Hutan Papua
Bermula dari kesadaran bersama untuk melakukan “pertobatan bersama”, kami melakukan penelitian ini. Perspektif sosial-ekonomi dan agraria ada batasnya, begitupun perspektif spasial dan investigasi. Meski keduanya punya keunggulan masing-masing. Lalu, pegiat Forest Watch Indonesia (FWI) mengajak pegiat Sajogyo Institute berkolaborasi dalam aksi bersama, ‘keroyokan’ berbuat nyata
untuk orang Papua dan Alamnya. Sederhana argumennya, tetapi mendasar, di tanah Papua hutan alam terakhir di Nusantara. Ekspansi kapital besar di sektor perkebunan (sawit), pertambangan, kehutanan, perikanan dan kelautan serempak berpindah dari Pulau Kalimantan dan Sumatera ke Tanah Papua. Mencipta beragam krisis sosial-ekologis akut dan masif secara multidimensi kehidupan orang Papua. Disusul dengan peningkatan angka deforestasi, kriminalisasi, eksklusi, marjinalisasi, pelanggaran HAM, dan ragam kerusakan ekologis yang semakin menonjol dari tanah Papua.
Dalam rentang diskusi berikutnya, ada batas lain yang disadari bersama; sulit membatasi ruag lingkup studi semata Papua dan Papua Barat. Sebab, daya rusak yang sampai ke wilayah kepulauan Papua meliputi darat, laut, gunung, lembah, bukit, savana dst, maka muncullah pengembangan ruang lingkup menjadi “Bio Region Papua”. Kepulauan Aru dengan seluruh keragaman sosial-ekologisnya masuk menjadi bagian wilayah studi. Bukan semata kesadaran luasan daya rusak dari ekspansi kapital dan industri ekstraktif yang jadi pertimbangan memilih Bio Region Papua, tetapi juga kesadaran metodologis, bahwa cara melihat krisis sosial ekologis berbasis “administrasi” di daerah semakin tak mencukupi. Sebab bentang alam yang menjadi “ruang hidup” manusia Papua juga merupakan ruang ‘lintas batas’ adminsitratif desa, distrik, kabupaten bahkan provinsi. Dalihnya, “politik batas administratif negara” hadir belakangan, sementara tata ruang adat orang sudah lebih dulu ada sejak lama. Tidak boleh dibolak-balik.
PENGANTAR ECJP Environmental Citizen Journalism Program (ECJP) merupakan sebuah wadah yang diinisiasi oleh FWI, Mongabay Indonesia dan Universitas Pattimura dalam rangka meningkatkan peran masyarakat (citizen) untuk turut terlibat dalam menyebarluaskan…
News Ngaso Ngaso (Ngobrol Santai Sambil Ngopi) merupakan Kegiatan Diskusi Rutin yang diselenggarakan oleh Forest Watch Indonesia. Kegiatan yang diselenggarakan setiap 2 minggu sekali dengan format diskusi santai menghadirkan Narasumber…
News Publikasi FWI Hutan Papua dan Para Penguasanya Daratan Pulau Papua di Indonesia, yang mencakup Provinsi Papua dan Papua Barat, memiliki luas 41.38 juta hektare. Hasil analisis FWI pada tahun…
Siaran Pers Koalisi Masyarakat Sipil Inpres Moratorium Sawit Selengkapnya September 21, 2020 ENVIRONMENTAL CITIZEN JOURNALISM PROGRAM 2020 Selengkapnya September 16, 2020 Rekomendasi Masyarakat Sipil untuk Teluk Balikpapan Selengkapnya September 16,…