Masyarakat adat di Aru, hidup dari sumber mengumpulkan hasil alam yang ada di hutan, pesisir dan mangrove. Mereka memandang manusia dan alam adalah satu kesatuan tak terpisahkan. Sejak beberapa dekade…
Selain di Pulau Papua, jenis-jenis cendrawasih juga tersebar di pulau-pulau sekitar, salah satunya di Kepulauan Aru, Maluku yang masih satu bioregion dengan Papua. Pulau Kobror, yang memiliki hutan mangrove dan…
RUU KSDAHE: Butuh Perubahan Paradigma Baru Yang Inklusif Untuk Menjawab Tantangan Konservasi Kedepan
Jakarta, 8 Oktober 2023. Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Paradigma Baru Konservasi mendesak KLHK dan DPR RI agar tidak sekadar merevisi UU 5 Tahun 1990 tentang KSDAHE. RUU KSDAHE yang saat…
Dr. Andi Chairil Ichsan Akademisi Universitas Mataram dan Pemerhati Lingkungan andi.foresta@unram.ac.id gelombang pertama alat berat masuk ke pulau wawoni tahun 2020 Maraknya pemberitaan terkait kasus sengketa penggunaan lahan yang menimpa…
Masyarakat Aru memiliki sejarah panjang konflik tenurial soal perlawanan terhadap rencana investasi lahan skala besar. Tidak hanya sekali, sejak masa orde baru mereka telah berhadapan dengan korporasi yang hendak mengeksploitasi…
Memutus Asimetris Informasi Sebagai Upaya Menyelamatkan Hutan Alam Tersisa di Provinsi Papua Barat Keadaan Hutan Bioregion Papua Bioregion Papua merupakan garis imaginasi biogeografi untuk wilayah timur Indonesia yang berada pada…
oleh Tim Kolaborasi* di 13 October 2022 Kepulauan Aru kaya keanekaragaman hayati dan ruang hidup masyarakat adat secara turun menurun. Dalam seri tulisan terakhir ini, tim kolaborasi mengulas mengenai kalau sampai ada…
Overview Mangrove dan Fakta Pentingnya Bagi Hidup Orang Aru Beberapa waktu lalu (26/07/2021), semua orang merayakan hari hutan mangrove sedunia. Momentum tersebut upaya mengingatkan kembali akan pentingnya keberadaan hutan mangrove…
(Part 1) Aru, Bergegas.. Halo pemirsa, bagaimana kabarnya? Saya baru saja mengunjungi sebuah kepulauan yang sangat mengagumkan. Rasanya begitu tidak adil jikalau saya tidak membagi kisah-kisah dan pembelajaran yang didapatkan…
Buku Potret Keadaan Hutan Papua
Bermula dari kesadaran bersama untuk melakukan “pertobatan bersama”, kami melakukan penelitian ini. Perspektif sosial-ekonomi dan agraria ada batasnya, begitupun perspektif spasial dan investigasi. Meski keduanya punya keunggulan masing-masing. Lalu, pegiat Forest Watch Indonesia (FWI) mengajak pegiat Sajogyo Institute berkolaborasi dalam aksi bersama, ‘keroyokan’ berbuat nyata
untuk orang Papua dan Alamnya. Sederhana argumennya, tetapi mendasar, di tanah Papua hutan alam terakhir di Nusantara. Ekspansi kapital besar di sektor perkebunan (sawit), pertambangan, kehutanan, perikanan dan kelautan serempak berpindah dari Pulau Kalimantan dan Sumatera ke Tanah Papua. Mencipta beragam krisis sosial-ekologis akut dan masif secara multidimensi kehidupan orang Papua. Disusul dengan peningkatan angka deforestasi, kriminalisasi, eksklusi, marjinalisasi, pelanggaran HAM, dan ragam kerusakan ekologis yang semakin menonjol dari tanah Papua.
Dalam rentang diskusi berikutnya, ada batas lain yang disadari bersama; sulit membatasi ruag lingkup studi semata Papua dan Papua Barat. Sebab, daya rusak yang sampai ke wilayah kepulauan Papua meliputi darat, laut, gunung, lembah, bukit, savana dst, maka muncullah pengembangan ruang lingkup menjadi “Bio Region Papua”. Kepulauan Aru dengan seluruh keragaman sosial-ekologisnya masuk menjadi bagian wilayah studi. Bukan semata kesadaran luasan daya rusak dari ekspansi kapital dan industri ekstraktif yang jadi pertimbangan memilih Bio Region Papua, tetapi juga kesadaran metodologis, bahwa cara melihat krisis sosial ekologis berbasis “administrasi” di daerah semakin tak mencukupi. Sebab bentang alam yang menjadi “ruang hidup” manusia Papua juga merupakan ruang ‘lintas batas’ adminsitratif desa, distrik, kabupaten bahkan provinsi. Dalihnya, “politik batas administratif negara” hadir belakangan, sementara tata ruang adat orang sudah lebih dulu ada sejak lama. Tidak boleh dibolak-balik.
Pada Jumat, 9 Agustus 2024, pukul 10.00 WIT, saya memulai perjalanan menuju Ohoi Namar, sebuah desa nelayan di Pulau Kei Kecil, bersama Emson Jeujanan, seorang pemuda dari Ohoi Bombai. Meskipun…
Forest Watch Indonesia (FWI) menilai penguasaan lahan di wilayah Indonesia timur timpang. Padahal wilayah tersebut merupakan benteng terakhir dalam pelestarian sumber daya alam Indonesia. Selain itu, wilayah ini juga merupakan…