Stop Ekspansi, Hentikan Penggunaan Kayu dari Hutan Alam

Kebergantungan Bahan Baku HTI pada Hutan Alam
HTI_Kaltim
Gambar 2. Konsesi Hutan Tanaman Industri
“Indonesia saat ini memiliki peluang untuk mengambil alih peringkat 5 besar dunia dalam suplai pulp dan kertas” demikian penuturan dari Bapak Timbul Batubara sebagai mantan Kepala Subdirektorat Penilaian Kinerja Usaha Hutan Tanaman yang saat ini menjabat sebagai Kepalai Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Berdasarkan data yang ada, realisasi penanaman HTI pada tahun 2013 di Indonesia sekitar 5,7 juta ha dan menghasilkan 23 juta m3 kayu pertahun. Sementara itu, Kementerian Kehutanan menargetkan pengembangan HTI 15 juta ha hingga tahun 2014, dengan harapan produksi kayu menembus 100 juta m3 per tahun. Bila Indonesia telah berhasil membangun 5.7 juta ha HTI, seharusnya sudah mencukupi produksi kayu 100 juta m3 per tahun. Hal ini sudah sangat cukup untuk mendukung total kapasitas pabrik pulp domestik, dimana saat ini total kebutuhan bahan baku kayu pulp-nya masih kurang dari 50 juta m3/tahun.

Tahun 2014 kapasitas industri pulp di Indonesia mencapai 7.9 juta ton. Kapasitas ini memerlukan bahan baku 35.5 juta m3, dimana bahan baku tersebut dapat dihasilkan dari konsesi HTI seluas 280.000 ha/tahun (daur tanaman 5 tahun) atau 200.000 ha/tahun (daur tanaman 7 tahun). Secara teori, konsesi HTI seluas 200.000 ha/tahun atau 280.000 ha/tahun seharusnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan baku di industri pulp. Namun dalam kenyataannya, rata-rata produksi bahan baku dari konsesi HTI (2008-2013) sekitar 22 juta m3 per tahun, dan rata-rata produksi kayu dari hutan alam yang digunakan untuk industri pulp (2008-2013) adalah 8 juta m3 per tahun.

Walaupun total konsesi HTI yang sudah tertanam sejak tahun 1989-2012 adalah 3.8 juta ha, total konsesi ini belum dapat mendukung kebutuhan bahan baku industri pulp. Sehingga mengakibatkan industri pulp di Indonesia masih terus tergantung pada pasokan bahan baku dari hutan alam. Hutan alam yang terkena dampak paling luas dari pembangunan HTI di Indonesia adalah di Provinsi Riau.

Tingginya permintaan kayu industri pulp dan kertas yang bersumber dari Hutan Alam merupakan potret kelam kegagalan pembangunan HTI. Kegagalan Pemerintah Indonesia semakin nampak dengan maraknya konflik yang terjadi antar perusahan dan masyarakat disekitar konsesi HTI. Berdasarkan justifikasi tersebut, Pemerintah harus memastikan kinerja dan komitmen perusahaan dalam menjalankan pengelolaan yang adil, lestari dan berkelanjutan.

Silahkan unduh bahan-bahan seminar ini pada link berikut:
Bahan Materi Seminar HTI-FWI (59 Mb dalam bentuk rar)

Fotenote:
1) http://www.investor.co.id/agribusiness/target-pengembangan-hti-tak-tercapai/67528
2) http://www.investor.co.id/agribusiness/target-pengembangan-hti-tak-tercapai/67528
3) Bila Indonesia berhasil membangun 5 juta hektar HTI, daur 5 tahun (per tahun dipanen 1 juta hektar), dengan asumsi pemanenan per ha per tahun rata-rata sekitar 25-30 m3 . Maka pada waktu panen umur 5 tahun bisa dihasilkan 125-150 m3/ha, berarti: 125-150 juta m3
4) Untuk menghasilkan 1 ton pulp dibutuhkan 4,2 – 5 m3 kayu

Thank you for your vote!
Post rating: 0 from 5 (according 0 votes)

2 Comments

  • Mypoly ID
    Posted April 23, 2019 11:55 am 0Likes
    Thank you for your vote!
    Rating 0 from 5

    kurangi pembalakan liar hutan, habitat hewan-hewan yang hampir punah seperti di kalimantan, terlebih lagi jika hutan berubah menjadi kebun kelapa sawit, sangat mirirs

  • Salim Soraya
    Posted November 12, 2019 2:37 pm 0Likes
    Thank you for your vote!
    Rating 0 from 5

    hutan digunduli, diganti jadi kebun sawit untuk kepentingan pribadi. heran deh

Add Comment

Dapatkan berita terbaru melalui email

Good Forest Governance Needs Good Forest Information.

Using and sharing site content | RSS / Web Feeds

Photos and graphics © FWI or used with permission. Text available under a Creative Commons licence.

© Copyright 2020 FWI.
All Rights Reserved.

to top