LIFE: Lingkar Belajar Membangun Kampanye dan Advokasi Tentang Penyelamatan Hutan Secara Setara, Adil dan Inklusif

life
Gambar. Peserta Kegiatan Lingkar Studi Feminisme dan Ekologi (LIFE)
LIFE: Masyarakat adat dan perempuan menjadi bagian yang sering  terdampak akibat krisis lingkungan hidup, krisis iklim, dan konflik perebutan sumber daya. Kata kunci “perempuan” jarang keluar ketika kita membahas permasalahan hutan di Indonesia. Padahal perempuan dan laki-laki masing-masing memiliki peran yang berbeda dalam tata kelola hutan dan selama ini masih memandangnya secara homogen. Namun narasi dari kaum yang termarjinalkan ini sering tidak muncul dalam advokasi dan kampanye penyelamatan hutan. Kesetaraan gender dan inklusifitas memiliki peran yang penting dan diperlukan dalam menyusun berbagai kampanye penyelamatan hutan. 

Perspektif kesetaraan dan keadilan gender serta inklusi sosial perlu menjadi bagian dari pengembangan kegiatan kampanye dan advokasi lingkungan. Untuk mewujudkannya, pendekatan interseksionalitas yakni pendekatan yang melihat persinggungan berbagai dimensi sosial diperlukan untuk memberi perhatian pada kelompok marjinal dan mengupayakan proses inklusi sosial. Sehingga setiap orang, perempuan dan laki-laki dari berbagai kelompok sosial dan secara khusus kaum terpinggirkan (marjinal) dapat diakomodasi kepentingannya. Internalisasi perspektif kesetaraan dan keadilan gender serta inklusi sosial di dalam organisasi-organisasi yang bergelut di kegiatan kampanye dan advokasi penyelamatan hutan mutlak diperlukan. Pada akhirnya, tuntutan peningkatan kapasitas individu di dalam organisasi menjadi penting diakomodasi.Life

Forest Watch Indonesia (FWI), sebagai organisasi yang juga fokus pada kampanye penyelamatan hutan alam sebagai ruang hidup, menginisiasi Lingkar Studi Feminisme dan Ekologi (LIFE), Lingkar belajar untuk membangun Kampanye dan Advokasi Tentang Penyelamatan Hutan Secara Setara, Adil, & Inklusif. Kami percaya bahwa Lingkar Belajar ini adalah salah satu cara untuk menginternalisasi perspektif kesetaraan dan keadilan gender serta inklusi sosial dalam melakukan kerja kampanye dan advokasi. Kegiatan berupa pelatihan ini ditujukan bagi stakeholder yang fokus pada kerja-kerja penyelamatan hutan.

Lingkar Belajar ini hadir dikarenakan berbagai alasan dan persoalan yang dilatarbelakangi oleh:

  1. Perempuan dari berbagai kelompok sosial di tiap komunitas memiliki posisi dan peran tersendiri dalam tata kuasa dan tata Kelola hutan
  2. Perempuan, Masyarakat adat dan Masyarakat Lokal sering menjadi yang paling terdampak kerusakan lingkungan
  3. Narasi Perempuan yang menjadi korban sistem yang timpang dan eksploitatif sering tidak muncul dalam kampanye penyelamatan lingkungan
  4. Kampanye dan advokasi penyelamatan lingkungan haus berperspektif setara, adil dan inklusif.

Selama Pelaksanaan, Pelatihan ini telah diikuti oleh peserta dari berbagai Lembaga : Perkumpulan HuMA, Gemawan, PATTIRO, Papua Study Center, Econusa, IRE Yogyakarta dan Perempuan Penyala, Yayasan Citra Mandiri Mentawai, Ruang Baca Puan, Rumah Sastra Arafura, Perempuan Peduli Leuser dan Wahana Riset Indonesia (WRI). 

Selama Kegiatan LIFE berlangsung, pelatihan di fasilitasi oleh Mia Siscawati (Dosen Program Studi S2 Kajian Gender, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) dan Paramita Iswari (Peneliti dan Konsultan untuk lembaga nasional dan internasional, serta Salah satu anggota Dewan Pengawas FWI).

life
Gambar : Peserta membahas Isu GESI di setiap wilayah masing-masing

Dalam Pelaksanaannya, Kegiatan LIFE telah melewati 3 tahapan

  1. LIFE Tahap 1 , yang telah dilaksanakan pada tanggal 16-18 Desember 2021. Merupakan tahap awal, dimana berisi dengan kegiatan “Pembongkaran Pengetahuan dan Membangun Kesadaran Kritis”. Pembongkaran pengetahuan yang dipengaruhi oleh kelindan antara sistem Patriarkal dan beragam sistem sosial-budaya-ekonomi-politik yang tidak setara, adil, dan mendorong eksklusi perempuan dan kelompok marjinal lainnya. Tahap ini juga dimaksudkan untuk membangun kesadaran kritis tentang berbagai bentuk ketidakadilan gender dan ketidakadilan sosial dalam kehidupan sehari-hari, dalam relasinya dengan tata kuasa dan tata Kelola hutan, serta dalam kaitannya dengan kerja kampanye dan advokasi penyelamatan hutan.
  2. LIFE Tahap 2, yang dilaksanakan pada tanggal 23-25 Februari 2022. Pada sesi kedua ini, peserta akan Mempelajari Analisis Gender dan Implementasi Analisis Gender Untuk Memahami Kasus”. Mempelajari kerangka analisis gender dan penerapannya sebagai alat untuk membaca dan memahami tata kuasa dan tata kelola hutan di tingkat tapak (lapangan) serta untuk memahami secara mendalam dimensi gender dari kasus deforestasi dan degradasi hutan serta krisis sosial-ekologis yang menyertainya.
  3. LIFE tahap 3, yang dilaksanakan pada tanggal 22-23 Desember 2022. Merupakan sesi terakhir dan di tahap ini, seluruh Peserta akan belajar merancang kegiatan kampanye penyelamatan hutan yang setara, adil, dan inklusif dan menerapkan hasil pembelajaran tentang Perspektif GESI untuk kegiatan kampanye di Lembaga masing-masing.
Thank you for your vote!
Post rating: 2.3 from 5 (according 5 votes)

Add Comment

Dapatkan berita terbaru melalui email

Good Forest Governance Needs Good Forest Information.

Using and sharing site content | RSS / Web Feeds

Photos and graphics © FWI or used with permission. Text available under a Creative Commons licence.

© Copyright 2020 FWI.
All Rights Reserved.

to top