Ngaso – Wisata, Kopi, dan Restorasi

Wilayah Puncak yang terletak di daerah perbatasan antara Bogor dan Cianjur hingga saat ini masih merupakan destinasi wisata favorit untuk banyak kalangan yang di wilayah sekitarnya, terutama Bogor dan Jakarta. Tidak hanya hari libur, sejak setahun belakangan pun terjadi kemacetan lalu lintas menuju wilayah tersebut pada hari-hari biasa. Dan jika kita tengok kiri-kanan jalan papan reklame kecil yang dijunjung penjaja vila hingga papan reklame besar menjulang dan ditopang tiang penyangga besar, seperti halnya Papan Gerindra seolah-olah ingin menunjukan bahwa wilayah ini adalah wilayah penting tidak hanya dari aspek pariwisata bisnis, juga promosi politik.

Namun dibalik segala gemerlap promosi yang dilakukan, tidak jauh dari hiruk-pikuk tersebut, di Kampung Cibulao, Desa Tugu Utara banyak penduduk yang dengan susah payah berupaya menuntaskan hari dengan memetik ujung pucuk tanaman teh pada perusahaan perkebunan yang bisnisnya semakain terpuruk. Beberapa tahun yang lalu, Bu Nardi seorang ibu tua pekerja perkebunan tersebut bahkan harus bekerja membawa batu dan memperbaiki jalan perkebunan teh untuk dapat memberi makan ke-tiga anaknya. Mungkin pekerjaan seperti ini masih juga dilakukan oleh keluarga pekerja perkebunan lainnya karena saat ini Bu Nardi dan ke-tiga anaknya telah berhasil menjadi orang-orang yang “dikenal”.

Proses menjadi dikenal yang dilakukan oleh keluarga almarhum Pak Nardi tidak terjadi begitu saja. Berbekal pengalaman mengelola kopi yang dimilikinya, keluarga ini menanam kopi di lahan-lahan “terlantar” hutan perhutani di sekitar perkebuban teh. Tidak sedikit orang yang mencibir perbuatan yang dilakukan keluarga ini.