Hutan Indonesia adalah sebuah anugrah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Anugerah tersebut diikuti dengan kekhasan kondisi geografis yang wilayahnya terbentuk dari gugusan pulau-pulau. Sehingga keberadaan hutan alam di Indonesia pun tersebar di pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecilnya yang masing-masing juga memiliki ke khasan tersendiri. Mulai dari hamparan mangrove, hutan dataran rendah, rawa gambut, karst, pegunungan vulkanik, dan lain sebagainya. Keunikannya tidak hanya ada di sisi geografisnya, tetapi juga ada di masyarakatnya. Di hutan-hutan alam yang masih terjaga dengan baik, di situlah ada masyarakat adat yang dengan arif dan bijak telah menjaga warisan nenek moyangnya dalam bentuk hutan dan budaya. Kekayaan inilah yang membuat hutan alam Indonesia menjadi bagian penting untuk menjaga keseimbangan alam. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.
Peranan hutan untuk menjaga sistem kehidupan merupakan hal yang tidak bisa dibantah. Perannya tidak dapat dibatasi oleh aturan-aturan administratif seperti batas wilayah, birokrasi, luas, dan lain sebagainya. Tanpa adanya hutan, sistem kehidupan akan sangat terganggu, terutama pada wilayah-wilayah rentan seperti pulau-pulau kecil, pesisir, dan daerah rawan bencana. Vitalnya peranan hutan dalam sistem kehidupan inilah yang mendasari bahwa keberadaan hutan seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam setiap pembangunan.
Hutan juga memiliki nilai lebih yang tidak terhingga. Ini karena hutan merupakan sumber kebahagiaan bagi manusia. Masyarakat yang bermukim di dalam dan sekitar hutan cenderung lebih bahagia. Begitu juga masyarakat perkotaan yang akan bahagia jika berada di hutan. Dengan kata lain, untuk melihat hutan tidak bisa dilihat dari seberapa besar nilai ekonomi yang akan dihasilkan. Tetapi ada nilai-nilai lain yang tidak bisa ditentukan ukurannya. Hal inilah yang mendasari pemikiran Forest Watch Indonesia (FWI) bahwa “Hutan Sumber Kehidupan”.
Deforestasi Kini
Luas kerusakan hutan di Indonesia dalam setiap kurun waktu mengalami perubahan-perubahan yang dinamis. Forest Watch Indonesia terus melaporkan angka deforestasi pada periode-periode tahun tertentu dalam bukunya yang berjudul Potret Keadaan Hutan Indonesia (PKHI). Pada tahun 2000, PKHI menampilkan laju deforestasi 2 juta hektare/tahun, pada periode 2000-2009 sebesar 1,5 juta hektare/tahun dan 1,1 juta hektare/tahun di periode 2009-2013. Pada kesempatan ini, Forest Watch Indonesia kembali melaporkan Potret Keadaan Hutan Indonesia untuk periode 2013-2017, termasuk temuan bahwa laju deforestasi mengalami peningkatan sebesar 1,47 juta hektare/tahun.
Akan tetapi angka deforestasi tidak lagi menjadi “alarm” untuk keadaan hutan Indonesia. Walaupun angka deforestasi telah disampaikan secara jelas ke para pengambil kebijakan dan publik Indonesia, namun dirasakan tidak ada yang menggerakkan perubahan-perubahan dan mampu menghentikan hilangnya tutupan hutan Indonesia. Angka deforestasi mulai kehilangan “kesaktian”. Deforestasi menjadi sesuatu hal yang biasa dan cenderung dipahami sebagai harga wajar yang harus dibayarkan untuk langkah maju pembangunan. Makna deforestasi telah bergeser dari dimensi kompleksnya sebagai konsekuensi bahwa hutan merupakan ruang hidup sekaligus barang publik, menjadi dimensi teknis yang lebih sempit yang cenderung hanya diukur dari satu atau dua atribut nilai hutan. Bahkan pendefinisian deforestasi melalui kerangka legal menjadi turut mereduksi definisi hutan itu sendiri.
Angka deforestasi Indonesia periode 2013-2017 seluas 1,47 juta hektare/tahun, penting untuk dikembalikan sebagai titik referensi keadaan hutan Indonesia terkini dan upaya-upaya pelestariannya. Sekaligus sebagai upaya tanding dalam mengimbangi pereduksian makna atas deforestasi dan konsekuensinya bagi kehidupan manusia.
Kali ini, Potret Keadaan Hutan Indonesia oleh Forest Watch Indonesia bermaksud menyediakan sumber informasi alternatif yang menggambarkan kondisi hutan Indonesia secara komprehensif, dalam urutan rezim-rezim pemerintahan sejak Orde Baru sampai saat ini, sebagai pengingat balik dan juga pembelajaran demi pengelolaan hutan yang lebih baik untuk rezim yang akan datang.
#StopDeforestasi
#NoForestNoHappiness
#NoForestMoreDisaster