“Matahari mulai terbit, kamipun keluar dan naik keatas dek kapal meyambut sang fajar. Pelabuhan kecil di Desa kecil terlihat di ujung teluk. Kapal ferry mulai bersandar. Puluhan orang di daratan siap menyambut. Ada yang ingin menjemput penumpang, ada juga yang ingin ikut bergabung melanjutkan perjalanan dengan ferry yang kami tumpangi. Di daratan, ada dua orang teman yang telah menunggu kedatangan kami. Mereka berasal dari Desa Banemo, salah satu desa yang ada di Kecamatan Patani Barati, Halmahera Tengah”.
Halmahera, Maluku Utara. Lokasi yang sejak dahulu dieluh-eluhkan dengan kekayaan alam dan rempah-rempahnya. Ini juga yang membuat negara-negara penjajah datang jauh-jauh dari benua seberang untuk merauk kekayaan bumi Halmahera. Tidak hanya daratan, wilayah ini juga sangat kaya akan sumberdaya lautnya. Pesisir pantai yang indah serta pulau-pulau kecil yang mengelilingi pulau Halmahera. Semua ini membuat takjub dan semakin menyadarkan bahwa bangsa ini sangat kaya akan sumberdaya alamnya.
Hampir semua masyarakat yang tinggal di Halmahera terutama di Patani sangat menggantungkan hidupnya akan ketersediaan sumberdaya alam. Hutan-hutan rimbun dan kebun-kebun pala dan cengkih sudah sejak lama menjadi komoditi yang mampu memutar roda perekonomian masyarakat. Para orang tua yang mencari makan untuk keluarganya, bahkan menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan yang paling tinggi. Semua berasal dari sumberdaya alam sekitar. Dan salah satu yang mempunyai nilai penting adalah tanaman pala yang melimpah di wilayah tersebut.