Kamis, 19 Agustus 2021, setelah 9 tahun kepergian Almarhum Hapsoro, dan berdekatan dengan 76 tahun kemerdekaan Indonesia, Hapsoro atau yang biasa dikenal dengan panggilan Bang Oiek, mendapatkan penghargaan sebagai pejuang lingkungan hidup dan kehutanan. Selama hidupnya, Almarhum Hapsoro aktif dalam memberantas Illegal Logger, memperjuangkan kelestarian keanekaragaman hayati, dan menginisiasi gerakan konservasi Sungai Ciliwung.
“Jadi, di dalam sosok Hapsoro memang ada sosok yang sangat peduli dengan keanekaragaman hayati, flora dan fauna yang hampir punah. Disimbolkan dengan pekerjaan dia dalam urusan Elang Jawa. Hapsoro juga menjadi sosok yang betul-betul menjadi pejuang pemberantasan illegal logging. Menurut saya apresiasi pemerintah ini mestinya memberikan tempat kepada para pejuang semacam Hapsoro. Hapsoro ini sangat peduli dengan ekosistem, paling tidak ditunjukkan dengan ketekunan dan militansi dia melakukan pemungutan sampah setiap minggu secara terus-menerus selama bertahun-tahun di Ciliwung. Jadi Hapsoro menurut saya bisa merepresentasi apa yang dilakukan oleh banyak sekali aktivis di Indonesia,” jelas Abdon Nababan, Ketua Dewan Pengawas FWI.
Christian P.P. Purba, Direktur eksekutif FWI (2005-2008) menambahkan bahwa “Hapsoro dikenal juga sebagai sosok sentral dalam melakukan kampanye dan advokasi untuk pemberantasan kejahatan kehutanan, terutama memerangi penebangan dan perdagangan kayu illegal. Tidak peduli bila itu akan mengancam keselamatannya, jika saja dia tahu ada praktik-praktik yang merusak kelestarian hutan dan akan mengancam ruang hidup masyarakat yang tinggal di sekitarnya, dialah terdepan untuk menyuarakannya.
“Saya mengapresiasi pemberian penghargaan ini oleh pemerintah, sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan terhadap konsistensi seorang Hapsoro sebagai salah satu aktivis lingkungan hidup di Indonesia. Sampai sekarang, rekam jejaknya masih bisa kita lihat, terus dirawat oleh sesama rekan aktivis sehingga terus berkembang yg menginspirasi banyak orang.”
Almarhum Hapsoro juga memiliki jasa besar bagi FWI sebagai sebuah organisasi. Di masa-masa akhir hidupnya, Hapsoro menjabat sebagai Direktur Eksekutif FWI pada tahun 2012. Pada tahun itu juga hidup Almarhum Hapsoro berakhir, saat sedang berusaha mewujudkan impiannya untuk melakukan konservasi terhadap ikan-ikan lokal di Sungai Ciliwung. Selama menjabat sebagai Direktur Eksekutif, banyak warisan yang ditinggalkan almarhum di hati para koleganya.
“Hapsoro yang saya kenal adalah orang yang sangat sederhana, sangat gigih dalam memperjuangkan cita-citanya, dan juga orang yang sangat membumi. Ini bisa kita lihat dalam jejak karir almarhum. Tidak hanya menguasai konsep-konsep, dia juga turun untuk ikut menyelesaikan persoalan. Dia adalah orang yang datang paling pagi ke kantor dan pulang paling malam. Luar biasa perjuangan Hapsoro. Dia adalah orang yang selalu belajar, ilmu sosial maupun lingkungan yang ada di sekitar kita,” tutur Ridzki R. Sigit, Koordinator Mongabay Indonesia, yang juga kolega dekat Almarhum Hapsoro.
“Bang Oiek adalah sosok yang egaliter. Dia memberikan kesempatan dan ruang yang sama bagi semua orang di FWI untuk belajar dan mengembangkan diri. Tidak berhenti sampai di situ, Beliau juga memberikan dukungan dan asupan keilmuan supaya kami bisa berkembang. Selain itu, sebagai pemimpin FWI yang saat itu masih menjadi organisasi penyedia data dan informasi kehutanan, sebelum menjadi organisasi kampanye seperti sekarang, Bang Oiek adalah sosok yang tegas dan gigih mendorong perubahan yang progresif di FWI. FWI yang sekarang ada karena jasa besar Bang Oiek,” terang Isnenti Apriani, Manajer Pusat Data dan Informasi FWI.
Soelthon Gussetya Nanggara, Direktur Eksekutif Forest Watch Indonesia mengungkapkan dengan singkat, “Sulit memilih kata yang tepat untuk menggambarkan Bang Oiek. Tapi selama kami bersama dengan Bang Oiek, Beliau mampu menjadi kawan, guru, sekaligus pemimpin bagi kami di Forest Watch Indonesia.” Semangat perjuangan Almarhum Hapsoro seperti api di hati para koleganya sesama aktivis lingkungan. Dia akan terus membara, menyemangati dan membersamai kenangan serta warisan perjuangan Almarhum.