Deforestasi atau kehilangan hutan di Indonesia dari masa ke masa
Deforestasi atau yang biasa dikenal dengan kehilangan hutan terus terjadi di Indonesia. Selama setengah abad pada periode tahun 1950-2000 ada 40% hutan yang hilang. Dari yang sebelumnya luasnya mencapai 162 juta hektare berkurang menjadi 98 juta hektare (Potret keadaan Hutan Indonesia jilid 1). Periode waktu tersebut menjadi masa suram kondisi hutan. Deforestasi dan illegal logging terjadi hampir disetiap wilayah yang masih memiliki hutan alam yang baik. Situasi yang suram ini didukung dengan minimnya akses informasi kondisi hutan. Sehingga sangat sulit bagi masyarakat untuk mengetahui apa yang sedang terjadi dengan hutan Indonesia. Tidak hanya situasi dan kondisi hutan yang tertutup, pada masa ini kebijakan-kebijakan pemanfaatan hutan juga lahir melalui proses yang tertutup pula. Sehingga sangat wajar Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme terhadap pemanfaatan sumberdaya alam terjadi dimana-mana.
Pada periode selanjutnya tahun 2000-2009 kondisi hutan di Indonesia juga tidak jauh berbeda. Pada periode tersebut, 13,3 juta hektar hutan terdeforestasi dengan laju rata-rata 1,5 juta hektare/tahun. Pulau Kalimantan menjadi wilayah yang menjadi penyumbang terbesar kehilangan hutan di Indonesia. Dimaan 36,6% deforestasi terjadi pulau ini (Potret Keadaan Hutan Indonesia jilid 2).
Pada periode selanjutnya pada tahun 2009-2013 terjadi penurunan laju deforestasi menjadi 1,13 juta hektare/tahun. Namun, diyakini penurunan laju deforetasi tersebut terjadi bukan karena timbulnya kesadaran para pelaku perusak hutan, tetapi karena akses hutan yang semakin sulit dan semakin berkurangnya hutan-hutan yang dapat di eksploitasi (Potret Keadaan Hutan Indonesia jilid 3).
Dengan situasi seperti ini, bagaimanakah situasi dan kondisi hutan Indonesia saat ini? Info selengkapnya dapat dibaca pada potret kondisi hutan Indonesia jilid 4.