Indonesia memiliki hutan topis terluas di dunia dan memiliki kekayaan sumberdaya hutan serta keanekaragaman hayati yang tinggi. Selama ini kekayaan dan keanekaragaman hutan tropis tersebut telah dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia, masyarakat, dan negara Indonesia.
Pemanfaatan hutan Indonesia khususnya untuk memenuhi kebutuhan pasar telah berdampak pada berkurangnya luas tutupan hutan (deforestasi). Hasil analisis FWI, pada tahun 2009-2013, laju deforestasi rata-rata adalah 1,13 juta hektare pertahun. Laju deforestasi yang tinggi ini berdampak pada peningkatan em isi gas rumah kaca, kerawanan bencana, hilangnya satwa dan habitatnya, dan konflik antara pemangku kepentingan.
Kehilangan tutupan hutan alam terjadi pada fungsi kawasan hutan, wilayah konsesi, lahan gambut, dan dalam wilayah penundaan pemberian izin baru (PPIB). Kehilangan tutupan hutan alam (deforestasi) terbesar selama periode 2009 – 2013 berdasarkan fungsi kawasan hutan negara dan areal penggunaan lain secara berurutan adalah kawasan hutan produksi dengan angka deforestasi 1,28 juta hektare, areal penggunaan lain 1,12 juta hektare, kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi 0,78 juta hektare, kawasan hutan produksi terbatas 0,7 juta hektare, kawasan hutan lindung 0,48 juta hektare, dan kawasan konservasi 0,23 juta hektare.
Deforestasi membawa dampak yang sebagian besar merugikan, baik bagi masyarakat tempatan maupun bagi flora-fauna di dalam ekosistem hutan. Kehilangan hutan dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah konflik sumberdaya alam. Kerusakan ekosistem hutan dan kehilangan keanekaragaman hayati, gangguan keseimbangan hidrologi, serta pemiskinan masyarakat lingkar hutan.
Sekitar 73 juta hektare luas tutupan hutan alam di Indonesia terancam oleh kerusakan yang lebih besar di masa yang akan datang, baik yang disebabkan aktivitas penebangan dan konversi lahan yang terencana, akses terbuka (open access) terhadap lahan, serta ketidakhadiran pengelola di tingkat tapak. Bila faktor pendorong utama deforestasi tidak terjadi, dan tingkat kehilangan hutan terjadi dengan laju yang sama dan konstan setiap tahunnya, maka dalam waktu 10 tahun kedepan hutan alam dibeberapa provinsi di Indonesia akan habis.
Laju deforestasi ini akan semakin meningkat bila terjadi pembiaran, oleh karena itu diperlukan aksi nyata dalam mengurangi peningkatan luas deforestasi di Indonesia oleh pemerintah, lembaga dibidang lingkungan dan kehutanan, serta masyarakat yang berada disekitar kawasan hutan.
Forest Watch Indonesia (FW) sejak tahun 1997 telah memulai melakukan kajian dan analisis tutupan hutan dan lahan di Indonesia dan memantau perkembangan kehilangan tutupan lahan. Peran aktif lembaga lain yang bergerak dibidang lingkungan dan kehutanan diperlukan untuk ikut mendorong mengurangi luasan deforestasi di Indonesia. Oleh karena itu FWI akan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas CSO daerah dan nasional dalam melakukan pemantauan deforestasi dan melakukan advokasi untuk mengurangi luasan deforestasi di Indonesia.
Tujuan
1. Meningkatkan keterlibatan CSO daerah dan nasional dalam mengurangi penyebab utama deforestasi di Indonesia
2. Meningkatkan kapasitas teknis peserta dalam mengidentifikasi penyebab deforestasi
3. Menyusun strategi besar dalam melawan deforestasi melalui diskusi kelompok terfokus.
Output
1. CSO daerah dan nasional memiliki rasa yang kuat untuk bersama-sama mendorong pengurangan deforestasi di Indonesia
2. Meningkatnya kapasitas teknis peserta dalam melakukan pemantauan deforestasi dan melakukan advokasi deforestasi.
3. Adanya strategi advokasi mengurangi laju deforestasi bagi beberapa wilayah di Indonesia.
Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Kamis – Sabtu, 2 – 4 Juni 2016
Jam : 09.00 WIB – Selesai
Tempat : Hotel Santika Premiere, Jl. AIPDA K.S. Tubun, Slipi
Agenda ([FWI] ToR – Pelatihan pemantaan deforestasi bagi CSO)
Materi Pelatihan
– tautan Google Drive