FOREST WATCHER : Land and Carbon Lab’s Summit 2023

Land and Carbon Lab’s Summit 2023 merupakan event yang diadakan oleh World Resources Insitutute (WRI) dengan beberapa mitra seperti BEZOS Foundation dan juga NICFI. Tema yang diusung tahun ini yaitu bagaimana optimalisasi penggunaan teknologi dan juga data dalam mengatasi permasalahan perubahan iklim, monitoring sumber daya alam dan juga mendorong penggunaan data dan teknologi dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan mulai dari pembuat keputusan, cso, akademisi, masyarakat sipil, insinyur, programmer,  perusahaan berbasis teknologi, masyarakat adat. Kegiatan summit ini berlangsung selama 3 hari, dengan rangkaian kegiatan seperti seminar dari para pembicara, diskusi panel, presentasi dengan berbagai topik dengan tema Community-Led Land Stewardship, Conversion-Free Supply Chains, Cities and Urbanization, Cross-cutting Data and Technology Sessions, Deforestation and Nature Crime, Global targets, Landscape Restoration, Policy and Finance for Nature-based Solutions, Sustainable Food Future yang disajikan pada breakout room.

carbon
potret event land and carbon lab's summit 2023

Pada kegiatan ini Forest Watch Indonesia hadir sebagai salah satu pembicara dalam tema : Community Led land Stewardship serta Nature Crime. Pada sessi ini Mufti Barri, Direktur eksekutif dari Forest Watch Indonesia hadir sebagai pembicara. Topik yang disampaikan yaitu berkaitan dengan bagaimana peran data dan teknologi dalam kegiatan forest monitoring untuk masyarakat adat di Kepulauan Aru. Kepulauan Aru merupakan salah satu Kabupaten di Maluku. Kepulauan Aru sendiri merupakan gugusan pulau dengan ratusan pulau di dalamnya. Masyarakat adat yang tinggal di Kabupaten ini terpencar pada pulau – pulau tersebut. Kepulauan Aru memiliki history ancaman dari  perusahaan perusahaan besar yang hendak melakukan ekspansi terhadap pulau ini. Diantaranya yaitu ancaman dari perusahaan tebu, sawit hingga peternakan sapi. Selain ancaman dari perusahaan – perusahaan yang mencoba untuk mengekspansi wilayah di Kepulauan Aru, tantangan yang hadir dalam perlindungan lahan di Aru adalah keterbatasan dalam komunikasi, yang mana hal ini akan menghambat dalam upaya pelaporan apabila terdapat indikasi dari kegiatan illegal terutama dalam pengelolaan sumberdaya alam di Aru. Forest Watch Indonesia kemudian melihat GAP ini dan melakukan inisiasi dengan komunitas lokal di Aru dalam upaya melakukan monitoring wilayah. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu mulai dari meningkatkan awareness publik terhadap pulau aru, dengan melakukan kampanye #SaveAru dan juga peningkatan kapasitas masyarakat adat di Aru dengan memberikan pelatihan monitoring hutan.

carbon
potret direktur fwi sebagai pembicara di event land and carbon lab's summit 2023
potret stand fwi di event land and carbon lab's summit 2023

Kolaborasi yang dilakukan FWI dengan masyarakat adat di Aru yaitu melalui sinergi informasi, FWI memberikan data/informasi spasial dan analisis remote sensing mengenai area – area yang mungkin menjadi potensi terdapat kegiatan illegal, sementara masyarakat memberikan informasi mengenai bukti – bukti/  temuan lapang yang nantinya dapat digunakan dalam melakukan pelaporan kegiatan illegal. SInergi ini memberikan dampak yang postifi yaitu pada tahun 2018, berhasil diberhentikannya pengiriman kayu ilegal dari kepulauan Aru di Pelabuhan di Surabaya. Hal ini merupakan salah satu capain besar dalam kegiatan monitoring hutan, dalam kaitannya dengan aksi melawan deforestasi. Selain berbagi keberhasilan kisah pemantauan di tahun 2018, pada event ini FWI juga membagikan pengalaman memberikan pelatihan pemantauan hutan kepada masyarakat adat di kepulauan Aru. Kegiatan pelatihan tersebut meliputi pemberian materi terkait SVLK dan pemantauan hutan, penggunaan tools pemantauan hutan yaitu forestwatcher serta pelatihan pembuatan laporan pengaduan terkait aktivitas illegal pada pengelolaan hutan.

Selain memberikan kesuksesan mengenai cerita monitoring hutan di Kepulauan Aru, pada rangkaian summit pun Forest Watch Indonesia berkesempatan untuk hadir sebagai salah satu exhibitioner’s di hari terakhir. Pada eksibisi ini, booth forest watch Indonesia menyajikan pendekatan yang digunakan dalam kegiatan monitoring hutan, yaitu metode evidence-based forest monitoring. Pendekekatan ini merupakan perpaduan antara penggunaan teknologi remote sensing dengan investigasi lapangan yang dilakukan oleh masyarakat adat itu sendiri. FWI menyediakan  data – data yang dapat digunakan untuk ground checking sperti koorinat dan juga kondisi lokasi yang diduga terdapat aktifitas illegal, sedangkan tim di lapang mengumpulkan bukti bukti lapang yang kemudian dikirimkan kembali ke FWI untuk dianalisis lebih lanjut. Dengan metode ini diharapkan dapat lebih menjelaskan lebih baik  kondisi di lapangan yang nantinya dapat membantu dalam proses pembuatan laporan pengaduan. Selain itu juga dengan metode ini diharapkan dapat melengkapi maupun memberikan masukan mengenai titik-titik deforestasi yang tidak dapat dicover oleh sistem alert berbasis citra seperti GLADD.

Thank you for your vote!
Post rating: 0 from 5 (according 0 votes)

Add Comment

Dapatkan berita terbaru melalui email

Good Forest Governance Needs Good Forest Information.

Using and sharing site content | RSS / Web Feeds

Photos and graphics © FWI or used with permission. Text available under a Creative Commons licence.

© Copyright 2020 FWI.
All Rights Reserved.

to top