Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura bekerjasama dengan Forest Watch Indonesia (FWI) dan Trend Asia menggelar Workshop Transisi Energi Di Pulau-Pulau Kecil, berlangsung di Ruang Rapat Senat Lantai IV Universitas Pattimura, Jumat (8/12).
Workshop yang dilaksanakan ini bertujuan untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman serta membangun diskusi terkiat pemanfaatan potensi sumber energi terbarukan yang ada di pulau-pulau kecil sehingga diharapkan hasil dari workshop yang dilaksankan dapat diimplentasikan melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Rektor Universitas Pattimura Prof. Dr. F. Leiwakabessy, M.Pd dalam sambutanya mengatakan Universitas Pattimura selaku perguruan tinggi yang ada di Maluku memiliki peranan yang sangat strategis dalam mengkaji dan mengedukasi masyarakat terkait potensi Sumberdaya Energi yang ada di Maluku. Unpatti terus membangun kolaborasi dengan pihak-pihak terkait yakni pemerintah, Lembaga Legislative, sektor industri dan komunitas yang bergerak dibidang lingkungan dari tingkat Pusat sampai di tingkat yang paling rendah untuk bersinergi mengembangakan potensi energi yang dapat dimanfaatkan demi keberlangsungan kehidupan masyarakat yang ada di pulau-pulau kecil.
“Maluku memiliki potensi sumber energi terbarukan yang cukup tinggi misalnya, air, matahari yang belum banyak dimanfaatkan secara optimal padahal kebutuhan energy di pulau-pulau kecil sangat penting. Dengan demikian diharapkan, workshop ini akan memberikan ide, gagasan melalui kajian akademik yang dapat digunakan sehingga terjadinya kecepatan penggunakan energi yang dapat dikembangkan di pulau-pulau kecil” ungkap rektor
Ketua Forest Watch Indonesia, Soelthon G. Nanggaras, dalam sambutannya mengatakan, energy menjadi kebutuhan vital. Hampir dalam semua kegiatan sehari-hari energy yang digunakan berasal dari energy fosil seperti gas, minyak, batu bara, yang mengakibatkan laju pemanasan global, untuk itu perlu adanya transisi dari energy tak terbarukan ke energy baru terbarukan sehingga target mengurangi Gas Rumah Kaca dapat tercapai.
Maluku memiliki potensi energi baru terbarukan dari surya, angin, dan pasang surut, tinggal bagaimana pemerintah dan akademisi berkolaborasi membuat penelitian dalam pengembangan transisi energy yang sesuai dengan potensi daerah. Ia berharap, workshop ini dapat menjadi pencetus penguatan ekosistem dan pengembangan transisi energy yang terbarukan
Sementara itu, Ketua Jurusan Kehutanan, Dr. Marthina Tjoa, S.Hut.,MP mengatakan, Jurusan Kehutanan dalam pengambangan kurikulum sudah mengarah pada kurikulum transisi energy. Jurusan kehutanan terus beruapya membangun kolaborasi riset dengan berbagai pihak, terkait dengan transisi energy terbarukan sehingga nanti hasil kolaborasi riset dapat diimplentasikan kepada masyarakat melalui pengajaran, penelitian dan pengabdian terkhususnya kepada masarakat yang ada di pulau-kecil.
Narasumber pada kegiatan ini :
- Anggi Putra Prayoga, Manager Kampanye, Advokasi dan Media, Forest Watch Indonesia, (Transisi Energi Dan Hutan Indonesia).
- Amalya Reza Oktaviani, Program Manager On Bloenergi, Tren Asia, (Transisi Energi Global dan Indonesia).
- Husein Sobrt, Senior Manager Perencanaan. PT. PLN (Persero) Maluku dan Maluku Utara (Perusahaan Listrik Negara).
- W. Maxmilian Rumaherang, ST.,M.Sc., Ph.D, Dosen Fakultas Teknik Unpatti (Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Arus Pasang Surut Mendukung Program Transisi Energi Wilayah Pulau-Pulau Kecil).
- Dr. Herman Siruru, S.Hut.,M.Si Dosen Fakultas Pertanian Unpatti (Kembali ke Masa Lalu Untuk Menghadapi Transisi Energi : Listrik dari BIOmassa).
Sumber tulisan ini berasal dari Unpatti.ac.id